NawalaHPI Mei-Agu 2022 [Ed-2 Vol-3] - Magazine - Page 34
BINCANGBINCANG
Hanny
Singkat cerita, kasus yang dipresentasikan adalah pencabulan bayi kembar yang berusia dua
bulan. Pelakunya, tidak lain tidak bukan, ayah mereka sendiri. Kedua bayi itu terpaksa masuk
ruang gawat darurat karena organ vital mereka rusak. Ibu mereka sampai gila.
Walau tadi saya bilang saya pribadi tidak tahan dengan cerita seperti ini, saat menjuru bahasa
(waktu itu dengan mode berbisik), alam sadar saya mencoba sebaik mungkin untuk tetap
tenang. Menariknya, saya tersadar bahwa klien di kanan dan kiri saya menangis saat men-�
dengarkan cerita itu melalui terjemahan saya. Ternyata, selain lewat gambar yang ditampilkan
di salindia dan nada bicara serta bahasa tubuh narasumber, suara saya ikut berperan. Suara
saya bergetar. Dan saya tidak sadar soal itu.
Ini menunjukkan sisi bawah sadar yang saya maksud tadi. Walau alam sadar saya mencoba
merasionalkan situasi dan bilang bahwa saya baik-baik saja, alam bawah sadar saya bilang
saya tidak baik-baik saja. Saya terguncang dan guncangan itu menyeruak lewat getar suara
saya. Saya tidak menangis saat menjuru bahasa selama satu sampai dua jam itu. Baru bisa
menangis setelah selesai. Itu pun tidak bersuara. Hanya air mata saya saja yang menetes.
Ada kalanya, dalam situasi panik, kita memang tidak tahu harus berbuat apa. Yang bisa kita
lakukan? Dari pengalaman saya, tarik napas dan minum air. Kombinasi keduanya bisa
membantu kita untuk tenang. Tapi tidak menjamin Anda bebas dari mimpi buruk.
Fajar
Hanny
Saya setuju. Memilih layanan profesional ketimbang bercerita dengan orang terdekat akan
menjamin kerahasiaan sekaligus melindungi, entah itu pasangan atau teman dekat, dari
kemungkinan buruk.
33
Jan-Apr 2022
| NAWALAHPI